Indonesia
tak perlu berbenah lagi, Indonesia tak membutuhkan gagasan, Indonesia adalah
sebuah wilayah yang sudah jadi, teritorial yang telah berdiri sebelum mereka
yang duduk di Pemerintahan saat ini, Indonesia adalah hasil persatuan dan
kesatuan, Indonesia merupakan peninggalan yang harus dijaga dan dijalankan
oleh orang yang memiliki feeling sama dengan para pendahulu, memiliki tekad
menjaga dan memelihara wilayahnya dari segala unsur yang merugikan dan merusak
kebersamaan yang telah dibangun utuh oleh pejuang yang tak menuntut gaji dan
jaminan sosial mereka dan keluarganya, semata-mata menjaga kesinambungan anak
cucu untuk dapat hidup selayaknya makhluk yang diberikan hak hidup.
Indonesia dan semua teritorial didalamnya sudah merdeka dan lepas dari
cengkraman Negara yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan penduduknya
yang teramat sangat luas yang multi kultural dan sangat dicemaskan oleh Dunia
apabila Indonesia dan seluruh rakyatnya bersatu dalam membangun dan menjaga
wilayahnya. Indonesia dahulu dengan saat ini tetap sama, Indonesia saat
dibangun dan sesudah terbangun tetap masih didalam teritorialnya, tak ada
wilayah yang dirugikan, tak ada Negara lain yang pantas menuntutnya sebab
Indonesia berdiri diatas katulistiwa dan dibatas wilayah atau teritorialnya
yang sudah sejak dari dulunya ada tanpa adanya Pemerintahan yang menjalankan.
Indonesia bukan kumpulan satu ras melainkan berbagai macam etnis, Indonesia
bukan individual semata melainkan pertemuan dan perkongsian watak, karakter.
Indonesia sudah menjadi satu bangunan yang lengkap dan siap untuk ditempati.
Indonesia mampu melindungi rakyatnya, Indonesia sanggup menampung jutaan
penduduk asli bahkan pendatang dan siapa saja manusia yang membutuhkan
perlindungan.
Jika saja kita sadar akan hal ini sebenarnya tak perlu mencari kambing hitam,
jika saja Pemerintah dan rakyat sering-sering bertemu menjalin emosional,
merajut benang yang kusut, mendaur ulang untuk kepentingan bersama, menata yang
acak untuk kembali teratur dan rapi, membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan Bangsa dan kemajuan rakyatnya, tanpa perantara pihak-pihak tertentu,
tanpa via dalam mendengar dan menyampaikan aspirasi, pasti teratasi semua
persoalan, pasti selesai semua yang terkendala, khususnya yang menyangkut
Kedaulatan Rakyat dan Negaranya. Sebab banyak solusi teratasi ketika persoalan
harus diselesaikan tanpa perantara dan tak selamanya perantara mampu
menyelesaikan persoalan yang sebenarnya bukan datang dari si-perantara melainkan
dari yang diperantarai/jembatani, pengikut dan yang diikuti, pemimpin dan
yang dipimpin, pemerintah dan rakyat.
Indonesia ini tak mungkin lepas dan bisa dilepaskan dari wilayah-wilayah atau
kamar-kamar yang ada didalam sebuah bangunan, walaupun dalam berjalannya
masing-masing tersebut punya pintu dan ruang-ruangnya tersendiri yang harus
diketahui, dihargai dan dijaga satu dengan yang lainnya. Sebenarnya yang
disebut bangunan tidaklah harus memiliki kamar-kamar tetapi cukup hanya ruangan
besar tempat berkumpul, kalaupun ada kamar paling hanya private room, bukan
Kebersamaannya, Bukan kedudukannya, paling hanya tempat duduknya saja, Bukan
kedudukannya, melainkan tanda pengenal saja. Tak ada beda dalam penilaian, yang
berbeda dalam penglihatan, Tak membedakan warna kulitnya untuk memiliki hak dan
kepentingannya sebagai makhluk, Singergis dan Simbiosis Mutualisme, bukan
Parasitisme, juga bukan Komensalisme, harus saling bergantung dan membutuhkan.
Semua ini tak cukup hanya slogan Damai Indonesiaku, semua ini tak membutuhkan
perantara, semua ini tak bisa hanya seorang diri saja, Kebersamaan menjadi
patokan, bak pepatah yang pepatah tersebut telah patah tak bertumbuh, jangan
berlama-lama ketika harus diamalkan, jangan ditunggu yang akan datang,
melainkan dipersiapkan untuk kedatangannya, Jangan ditahan yang harus keluar,
sebab bisa membahayakan yang akan mengeluarkan dan yang dikeluarkan, ibarat ibu
yang harus segera melahirkan si-bayi. Jangan dipersoalkan sebuah urusan, sebab
urusan tak perlu dipersoalkan, melainkan yaa diurusi, Jangan diurus yang
bukan urusan, Tak perlu soal menjadi kendala, jawaban jua yang belum diketahui.
Jangan takuti seorang anak ketika dia balajar berjalan, jangan dilarang saat ia
ingin mengaktualkan kaki dan seluruh tubuhnya. Orang tua hanya mengawal dan dan
mengawasi si-bayi. Jangan dirusak sarana bermainnya, jangan dihancurkan yang
telah ia tumbuhkan, jangan yang tumbuh hanya kemauan si-orang tua semata.
Kesadaran jua yang belum dimiliki para generasi abad ini, untuk bisa senantiasa
sejalan dengan cita-cita para leluhurnya.
Banyak orang hanya sekolahannya yang tinggi namun tak dibarengi mental
spiritual yang bersih, dilain pihak masih banyak saudara kita yang memiliki
mental spiritual yang baik, namun ilmunya tak mencukupi untuk menjangkau dan
menghadapi pergolakan dan perubahan zaman. Akhirul kalam: “Bebaskan fikiran dari
kebodohan yang menjajah, Merdekakan belenggu kemiskin pada diri sendiri dan
orang lain, Jangan turutkan campur tangan pihak luar atau budaya asing yang tak
perlu mencemari bumi nusantara nan elok dengan multi kulturalnya”.
Salam untuk kita sesama makhluk yang telah dipertemukan-Nya di-ardhun.
Fardhie.com © 2008 - 2020