Pendidikan di
Indonesia realitasnya saat ini sangat miris. Apalagi di Indonesia banyak siswa/i
yang belum memiliki pribadi yang berbudi pekerti luhur, banyak siswa/I di
Indonesia yang belum terbentuk karakternya dan kepribadiannya apalagi di era
globalisasi saat ini semakin runyam kepribadian siswa/I di Indonesia terlihat
dari mudahnya mereka mendemo terhadap pendidiknya/guru/pengajar. inilah
permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan saat ini.
Menurut Survei Political And Economic Risk Consultan (PERC),kualitas pendidikan
di indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.posisi Indonesia
berada di bawah Vietnam.Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia
(2000),Indonesia memiliki daya saing yang rendah,yaitu hanya menduduki urutan
ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Penyebab rendahnya mutu pendidikan
di indonesia antara lain adalah masalah efektivitas,efisiensi,dan standarisasi
pengajaran,selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing
siswa,kurikulum yang membuat pendidikan semakin mundur.kurikulum hanya
didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat.
para pendidik hanya memaksakan anak untuk mengusai seluruh materi yang
dikurikulumkan,tidak pernah mempertimbangkan apakah materi tersebut sesuai
dengan potensinya atau tidak. akhirnya peserta didik berkembang bukan
berdasarkan potensinya namun seolah-olah karena keterpaksaan.
Harus diakui bahwa peserta didik kita mayoritas sama sekali tidak memiliki
cita-cita untuk menjadi apa kelak,meskipun ada yang punya tetapi tidak
jelas.yang terjadi adalah mereka belajar secara ngambang dan tidak memiliki arah
yang jelas yang penting berangkat sekolah.satu hal yang penting adalah para
pendidik kita tidak mengarahkan anak untuk mewujudkan cita-citanya namun
bagaimana anak supaya bisa menghapal semua materi pelajaran tanpa terkecuali.
Rendahnya kualitas pendidikan bukanlah dari pendidikan sendiri ,tetapi lebih
banyak berasal dari lingkungan sekitarnya, hal ini berarti banyak yang saling
mempengaruhi karena melibatkan guru,pengolah sekolah,masyarakat ,peserta didik
dan terutama pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
Usaha yang Perlu di lakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu :
1. Meningkatkan anggaran pendidikan pemerintah bertanggung jawab untuk
menanggung biaya pendidikan bagi warganya baik Negeri maupun Swasta karena
pendidikan adalah tolak ukur kemajuan bangsa.
2. Manajemen pengelolaan pendidikan yang baik harus memperhatikan
profesionalisme dan kreativitas lembaga penyelenggaraan pendidikan
3. Bebaskan sekolah dari suasana bisnis sekarang banyak sekolah yang berkedok
sekolah padahal aslinya hanya berbisnis yang memperkaya oknum-oknum tertentu.
Sehingga melenceng dari tujuan pendidikan
4. Perbaiki Kurikulum penyusunan kurikulum yang hendaknya mempertimbanngkan
potensi alam,sumber daya manusia maupun sarana prasarana yang ada. Pendidikan
demokratis harus membekali warga Negara dengan dasar yang teguh dalam
sosio-ekonomis, mendorong tanggung jawab dan tindakan yang berani di segala
bidang, memerangi penyalahgunaan propaganda.
5. Pendidikan Agama bukan salah satu penyampaiyan dogma atau pengetahuan salah
satu agama pada siswa/i tetapi sebagai penginternasionalisasi nilai-nilai
kebaikan, kerendahan hati, cinta kasih.
6. Pendidikan yang melatih kecerdasan yang kritis dan toleran, akan merangsang
tumbuhnya kepekaan sosial dan rasa keadilan. Oleh karna itu di harapkan bisa
mengatasi kemelut sosial,budaya, politik dan ekonomi bangsa ini.
7. Pemberdayaan Pengajar hendaknya lebih kreatif, inovatif, trampil, berani
berinisiatif.
8. Guru merupakan faktor dominan dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karna
itu upaya perbaikan kesejahteraan guru perlu di tingkatkan.Dengan demikian, guru
tidak hanya di tuntut untuk meningkatkan wawasan maupun mutu pengajarannya serta
menghasilkan output yang baik.
9. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan
educational production function yang tidak konsekuen, Sentrallistik dan Jakarta
sentris. Keputusan birokrasi dalam hal ini hampir menyentuh semua aspek sekolah,
yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah tersebut akibatnya
pendikikan kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan
lembangganya.
10. Rendahnya kualitas pendidikan bukanlah dari pendidikan sendiri ,tetapi lebih
banyak berasal dari lingkungan sekitarnya, hal ini berarti banyak yang saling
mempengaruhi karena melibatkan guru,pengolah sekolah,masyarakat ,peserta didik
dan terutama pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
11. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan
educational production function yang tidak konsekuen, Sentrallistik dan Jakarta
sentris. Keputusan birokrasi dalam hal ini hampir menyentuh semua aspek sekolah,
yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi sekolah tersebut akibatnya
pendikikan kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan
lembangganya.
12. Mengubah sistem pendidikan dengan cara mengarahkan siswa/i untuk lebih
kreatif dalam melakukan kegiatan .dan pemerintah harus lebih cepat menangani
masalah pendidikan terutama dalam membuat kurikulum yang sesuai dengan kondisi
para siswa ,dengan menciptakan kurikulum yang lebih mengarah ke potensi mereka.
Salam untuk kita semua yang senantiasa berjalan dan berpegang dengan aturan-Nya.
Author by Fardhie
Fardhie.com © 2008 - 2020